- -

Ketua MPR Tekankan Penerapan 4 Pilar Kebangsaan Kepada Santri di Karawang

Jumat, 21 Juli 2017 | 09:56 WIB

Ketua MPR RI Zulkifli Hasan kembali melakukan safari rutin dalam rangka menanamkan nilai-nilai kebangsaan, Kamis (20/7/2017) lalu. Kali ini, Zulkifli mengunjungi Pondok Pesantren Asshiddiqiyah 3, Karawang, Jawa Barat.

Pada kunjungan tersebut, ia memaparkan pentingnya penerapan 4 Pilar Kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari di hadapan para kiai dan ratusan santri. Adapun 4 Pilar Kebangsaan tersebut terdiri dari Pancasila, UUD NRI 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhineka Tunggal Ika.

Keempat pilar tersebut merupakan  pedoman untuk membangun karakter bangsa. Oleh sebab itu menurutnya, sosialisasi dan penerapan pilar-pilar kebangsaan tersebut harus terus dilakukan agar pengaruh-pengaruh buruk dari luar dapat dihalau. Terutama pengaruh-pengaruh yang menyebabkan timbulnya radikalisme dan terorisme.

 “Jika sedari dini nilai-nilai kebangsaan telah diajarkan, maka aliran-aliran sesat dari luar itu tidak bisa masuk. Keempat pilar ini adalah fondasi yang harus kokoh di dalam diri setiap masyarakat Indonesia,” kata pria yang akrab disapa Bang Zul itu.

Kemudian ia pun menegaskan bahwa peran ulama dalam meletakkan dasar-dasar negara di Indonesia sangat besar. Indonesia tidak mungkin merdeka apabila pondok pesantren, para kiai dan santri tidak ambil andil dalam perjuangan. Para kiai dan santri ikut berjuang habis-habisan untuk membebaskan Indonesia dari penjajah.

“Sebut saja KH Wahid Hasyim yang memiliki andil dalam perubahan isi sila ketiga yang awalnya berisi ‘Kewajiban Menjalankan Syariat Islam bagi Pemeluknya’ menjadi sila yang berbunyi ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’. Hal tersebut menjadi bukti bahwa sedari dulu tokoh Islam di Indonesia adalah orang yang sangat toleran terhadap perbedaan,” ujar Zulkifli.  

Selain menahan pengaruh buruk dari luar, keempat pilar kebangsaan pun berfungsi sebagai pedoman bagi warga negara dalam bertindak. Jika pilar-pilar ini diimplementasikan, maka Indonesia akan menjadi negara yang damai dan makmur.

Tindakan korupsi tidak akan dilakukan karena hal tersebut tidak mencerminkan pilar-pilar yang sudah kita sepakati bersama sebagai bangsa Indonesia.

Zulkifli mengatakan bahwa ia membutuhkan bantuan dari para kiai di berbagi pesantren di Indonesia untuk turut menyerbarluaskan nilai-nilai luhur kebangsaan ini. Dengan demikian, Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan bisa terjadi secara masif karena suara ulama dapat diterima secara baik dan cepat oleh publik.

“Membangun karakter bangsa itu tidak ada habisnya, selagi Indonesia masih berdiri, pembangunan karakter akan terus berlanjut. Manusia silih berganti. Pembangunan karakter itu sepanjang zaman. Oleh sebab itu, pendekatan yang berbeda diperlukan untuk menghadapi perubahan,” ujar Zul.        


FOKUS MPR
+
Dihadapan delegasi Pondok Pesantren Modern Baitussalam Prambanan, Jawa Tengah, Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mengatakan, para santri memiliki jasa yang sangat besar bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia
Masyarakat Desa Sumoroto, Kecamatan Kauman, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, yang biasanya menonton pertunjukan reog, kali ini pada 28 Oktober 2018, mendapat suguhan pagelaran wayang kulit
Sembilan anggota baru MPR dilantik Ketua MPR
Sistem demokrasi liberal yang berlaku di Indonesia, membuat kesempatan para calon yang memiliki modal finansial lebih besar.
Anggota MPR dari Fraksi PKB, Mohammad Toha,  mengatakan, sebelum UUD Tahun 1945 diamandemen,
Selengkapnya di www.mpr.go.id